'Setiap kebencian pasti memiliki alasan, tapi ketika kebencian itu sudah sangat menyesatkan, maka coba tengok kembali apa alasan itu layak untuk memadamkan jalanmu?' Amanda hanya memuntahkan cairan karena dari kemarin dia memang tidak makan apa-apa. Dom bantu memijit bahunya dan buru-buru mengambilkan air. Tengkuk dan dahi Amanda berkeringat dingin, bibirnya pucat. Ternyata Dom juga tetap sangat takut jika sampai terjadi apa-apa pada Amanda. "Apa harus kupanggilkan dokter?" "Tidak perlu, awal kehamilan memang seperti ini." Amanda masih meremas perutnya yang siaga untuk kembali mengejang jika sewaktu-waktu dorongan mual itu tumbuh kembali. Dom terdiam memperhatikan Amanda yang sepertinya juga sedang tidak perduli dengan apapun kecuali rasa mual di perutnya. "Apa saat mengandung Sisi ju