"....... Mulai hari ini aku menceraikanmu, dan aku membebaskanmu dari tanggung jawabku." Kalimat talaq itu sudah terucap dua tahun yang lalu, namun sampai sekarang ingatan akan sidang akhir perceraian tersebut masih begitu membekas di benakku setiap kali pembicaraan tentang pasangan di singgung. Seperti kali ini, kepalaku sudah pening dengan packingan di saat payday 12.12 yang membuat tokoku benar-benar membludak penjualan online-nya, tapi sepasang kekasih di hadapanku ini tidak hentinya mengocehkan hal yang bosan untuk aku dengar. "Mbak, ayolah Mbak. Datang ya Mbak ke pernikahan kami, tapi janji jadi +1nya Bang Dio. Kasihan dia Mbak, sendirian mulu nggak ada gandengan." Gendis yang sudah paham sekali dengan wajah jengahku berusaha menghentikan calon suaminya yang tengil ini, namun jika

