"Ini kita mau ke acara nikahannya Om Deka ya, Ma?" Aku sudah selesai menyisir rambut Jani yang sudah sangat panjang dan kini aku sanggul dengan sangat sederhana agar rapi saat putriku yang kini sudah setinggi bahuku ini bertanya. Gen tinggi dari Mas Juan benar-benar menurun pada Jani membuatnya terlihat lebih bongsor dibandingkan anak seusianya. "Iya, kita Mbesan ke rumahnya Tante Gendis, disana Jani nggak boleh nakal ya. Nggak boleh rewel, harus hormat sama keluarga Om Deka sama Tante Gendis." Jani mengangguk, wajahnya yang cantik tersebut tersenyum dan setiap kali melihat senyumannya yang sumringah membuatku sangat bersyukur putri kecilku tersebut tidak terpengaruh perceraian orangtuanya. Tidak bisa aku bayangkan bagaimana hidupku jika sampai Jani terluka, cukup aku yang mengalami tr

