Pras mengusap wajahnya dengan kasar, pikirannya berkecamuk. Ia baru saja meninggalkan Aya dalam keadaan lebih tenang di kamar hotel, namun pikirannya masih dipenuhi oleh ancaman Widhi. Ia tahu istrinya bukan wanita yang mudah menyerah. Tapi ada sesuatu yang mengusik nalurinya belakangan ini—sebuah firasat yang semakin kuat. Widhi semakin jarang berada di rumah. Ia selalu memiliki alasan untuk pergi, entah itu urusan pekerjaan atau sekadar bertemu teman. Pras tidak pernah terlalu peduli sebelumnya, tetapi kali ini, ia merasa ada yang janggal. Terlebih setelah ia mengonfrontasi Widhi soal perselingkuhannya dengan Aya, wanita itu justru semakin bersikap dingin dan tak acuh. Pras akhirnya memutuskan untuk mengikuti Widhi hari itu. Dengan mobilnya, ia menjaga jarak, mengawasi ke mana wanita i