Dua Garis Merah

1201 Kata
*Royal Sumatera- Medan, 14 Pebruari 2024 * Samuel sedang berjalan bolak-balik di depan pintu kamar mandi, tempat Amelia, istrinya sedang melakukan test kehamilan. Sudah 10 menit berlalu tapi Amelia belum juga keluar dari kamar kecil itu. “Mel… keluar dulu dong, nggak usah tunggu berubah. Kita lihat sama-sama aja, hasilnya, apakah garis dua atau garis satu” Jerit Samuel akhirnya karena sudah tidak sabar “ Bentar… Dari tadi, aku belum bisa pipis, mungkin karena masih tegang.” Jawab Amelia dengan suara lembutnya. “ Kamu harus rilex, Mel dan jangan tegang. Pipis aja kek biasa, aku ngak akan kecewa, kalau kamu belum hamil. Kita ngecek kan hanya karena tadi saat pesta kamu mendadak mau muntah saat ku cium” Kata Samuel berusaha menghilangkan ketegangan dalam diri Amelia, istri tercintanya, wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya dalam intimate party di halaman belakang rumah mewah milik Amelia. Tidak terdengar jawaban dari Amelia, sampai beberapa menit kemudian pintu kamar mandi berwarna putih itu terbuka lebar, memperlihatkan wajah cantik Amelia yang tampak muram, dia menggeleng dan memperlihatkan sebuah benda pipih seperti pulpen berwarna putih yang menunjukkan garis satu merah muda dengan samar “ Maafkan aku Sam.. Aku tidak hamil. Mualku tadi seperti perkiraanku, benaran karena asam lambung” Amelia meringis , tampak kesedihan di wajahnya karena merasa telah mengecewakan Samuel, suaminya tercinta. Lelaki yang telah resmi menjadi suaminya. Lelaki yang berhasil membuat hatinya kembali berdebar setelah kehilangan suaminya Ricky di bencana Tsunami 20 tahun yang lalu. Siapa yang menyangka, reuni SMA di bulan Desember lalu menjadi awal tak terduga bagi kehidupan Amelia yang selama ini berkubang dalam kesepian panjang. Reuni di Danau Toba itu mempertemukannya dengan seorang lelaki yang jauh lebih muda, usia mereka terpaut enam belas tahun. Lelaki itu adalah anak dari sahabat masa SMA nya. Lelaki yang dulu hanya ia kenal sebagai anak kecil yang lucu dan dia anggap keponakan. Tapi kini, lelaki itu tumbuh menjadi sosok dewasa yang dengan segenap keyakinan… jatuh cinta padanya dan bahkan dengan tekad bulat berusaha keras agar cintanya dapat menerima balasan dari Amelia. ( Baca Reunion Scandal 2 untuk kisah cinta Amelia dan Samuel) Samuel tak hanya mencintai Amelia, ia memperjuangkannya. Dengan sepenuh hati, dengan seluruh keberanian yang ia miliki. Ia menembus semua keraguan yang ada dalam diri Amelia. Amelia yang takut akan pandangan orang, akan jarak usia mereka yang terlalu lebar, akan kemungkinan tersakiti karena selama puluhan tahun sudah hidup sendiri tanpa cinta hanya disibukkan dengan pekerjaannya membangun klinik kecantikannya. Ketakutan Amelia untuk tidak menghianati persahabatannya dengan Anneke, mama Samuel. Tentang Samuel yang ternyata anak biologis dari Ricky. Tapi semua ketakutan dan keraguan dalam diri Amelia, berhasil Samuel luluhkan dengan keyakinan dan cinta yang tulus. Samuel bahkan rela berseberangan dengan ibunya sendiri demi mempertahankan cintanya. Ia bahkan dengan berani meninggalkan karier dokternya di Amerika demi membuktikan bahwa cintanya bukan main-main, bahwa dia serius ingin menghabiskan sisa hidupnya dan menua bersama Amelia sebagai istrinya. Dan ketika Amelia akhirnya menyerahkan dirinya seutuhnya pada Samuel, itu bukan karena ia kalah oleh rayuan tapi karena ia takluk pada semua ketulusan dan keteguhan hati yang ditunjukkan Samuel padanya. Semua yang dilakukan Samuel telah menghapus ketakutan, menyapu habis sisa-sisa ragu, hingga yang tersisa hanyalah cinta yang utuh, yang perlahan-lahan membuka pintu hatinya yang telah lama terkunci dan hari ini cinta mereka bersatu padu dalam ikatan suci, hanya saja apa yang Amelia dan Samuel harapkan, kalau buah cinta mereka telah bersemi, ternyata belum terjadi karena masih hanya garis satu yang terlihat di test pack putih itu. Amelia masih memandang Samuel dengan tatapan bersalah, karena dia merasa telah mengecewakan harapan lelaki itu, tapi Samuel langsung memeluknya erat. “Mel, sayang... kamu nggak perlu minta maaf. Ini bukan tentang hasilnya. Saat ini, aku hanya perlu kamu untukku sendiri . Kita juga baru sehari menikah. Tuhan masih ingin kita berbulan madu, menikmati masa-masa indah kita sebagai suami istri. Aku juga masih ingin menghabiskan waktu berduaan saja denganmu, mencumbumu dengan berbagai gaya, tanpa takut akan menyakiti buah cinta kita.”Kata Samuel sambil mengerlingkan matanya dengan jenaka, berusaha melerai rasa bersalah pada diri Amelia “Kamu juga tahu kan, aku tuh masih pengen eksplor gerakan-gerakan baru, doggy style, spooning 77, missionaris, cowboy. Aku suka gerakan yang Rough a bit, slow a bit, combo a bit… semua itu pasti akan membuat kita berdua menjerit kencang.” Mendengar kata-katanya Amelia kini tersenyum “ Tapi kita harus terus berusaha, Sam. Umurku sudah tidak muda lagi, jadi aku harus segera hamil.” “Jangan dipikirkan Mel, semakin dipikirkan akan semakin sulit hamil. Let it flow aja. Tujuanku menikahimu bukan untuk anak. Aku hanya ingin mencintaimu dan menghabiskan seluruh hidupku bersamamu.” “ Tapi.. Kakekmu.. Ingin ada penerus nama keluarga Lazuardi.” Kata Amelia sambil beranjak menuju lemari pakaian untuk mengambil lingerienya. “ Kita kan uda sepakat, saat kita berangkat honeymoon di Amerika bulan depan,kalau kamu masih belum hamil, kita akan ke dokter kolegaku untuk pemeriksaan hormon dan sel telur , kalau perlu kita bekukan sel telurmu dulu, supaya kamu bisa hamil meskipun usiamu nanti uda 50 an” Samuel menghampiri Amelia , memeluk istrinya dari belakang, dagunya bertumpu di bahu Amelia. Dia lalu berbisik “ Sekarang yang perlu kamu pikirkan hanya satu hal.” Amelia menoleh, wajah mereka begitu dekat. “Apa yang harus aku pikirkan?” “Aku." Bisik Samuel dengan suara yang terdengar seksi " Suamimu yang manja dan ganteng ini. adalah hal utama yang harus kamu pikirkan. Diriku ingin selalu dimanja oleh istriku tercinta. Bagiku anak itu bonus. Tapi kamu? Kamu adalah pusat segalanya untukku. ” Amelia memeluk pinggang Samuel, membenamkan wajahnya di d**a lelaki itu. “Terima kasih, Sam. Terima kasih sudah jadi lelaki yang tak sekadar mencintaiku... tapi juga menjadi suami yang sangat mengerti diriku.” “Aku lebih dari mencintaimu. Kamu oksigenku. Aku memerlukanmu untuk bernafas, Mel.” Samuel menunduk, mencium bibir Amelia. Lembut. Hangat. Dalam, penuh perasaan. Setelah beberapa saat saling menukar perasaan lewat ciuman, Samuel melepaskan bibirnya, dia mengusap rambut Amelia yang terurai di bahunya. Tatapan matanya teduh, namun dalam. Ada cinta, ada rindu, dan ada rasa syukur yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata. “Malam ini…,” bisik Samuel pelan, “aku cuma pengen kamu tahu, Mel, kamu adalah segalanya bagiku. Hanya dirimu apa adanya. Bahkan kalau test pack itu nggak pernah nunjukin garis dua sekalipun… aku tetap akan bangun setiap pagi bersyukur karena ada kamu yang tidur di sampingku , jadi istriku. Meski kamu suka rebutan remote TV, saat aku nonton bola dan kamu kepingin nonton drama Korea, juga kamu yang selalu makan malam dengan sayur rebus demi menjaga kulitmu tetap kinclong dan badanmu tetap seksi, sedangkan aku kepingin martabak. Aku akan menerimanya dan aku tetap akan mencintaimu, selamanya ” Amelia tertawa pelan, memukul lembut d**a Samuel. “Dan kamu yang selalu manja juga selalu naruh handuk basah di tempat tidur, menaruh baju kotormu tidak di keranjang baju, aku tetap akan menerimamu karena kamu lelaki terbaik yang pernah bisa kubayangkan.” Mereka tertawa bersama. Ringan. Hangat, sehangat cahaya lampu tidur warna kuning yang menyinari kamar mereka. Cinta mereka yang diawali dari pertemuan di reuni. Cinta itu tumbuh meskipun ada perbedaan usia, dan diperjuangkan melawan logika dan norma, hari ini mereka berdua mengikat diri menjadi satu dan meskipun dua garis merah belum muncul, cinta mereka sudah lebih dari cukup untuk memulai segalanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN