Amelia POV Anneke masih diam. Pandangannya menerobos jauh, menembus udara pagi yang sejuk, lurus ke arah Gunung Sinabung yang menjulang megah dalam balutan kabut tipis. Matanya seperti menimbang-nimbang sesuatu yang belum selesai di dalam kepala. Tapi waktuku , waktu kami tidak banyak. Para lelaki yang sekarang sedang jogging pasti sebentar lagi pulang. Dan kalau woman talk ini nggak segera dimulai, kesempatan langka ini bisa hilang begitu saja. Aku melirik Ariana, lalu mendekat ke Anneke sambil menepuk pelan tangannya. “Ke… Ayo dong. Jangan disimpan sendiri,” ujarku dengan suara dibuat setengah bercanda. “Kita ini sahabatmu, bahkan aku ini menantumu. Kita berdua tuh udah tahu isi-isi perutmu. Ibarat kamu belum kentut aja, kami udah bisa nebak baunya.” Anneke dan Ariana langsung terge

