Amelia POV Aku bisa merasakan Anneke menahan napas. Seperti ada sesuatu yang ingin dia katakan, tapi tak jadi. Lalu, suara laki-laki terdengar dari arah pintu teras belakang. Tenang. Dalam. Tak asing. “Ke…” Kami bertiga spontan menoleh. Nafas tertahan, mata membesar, mulut terbuka dalam kekagetan yang sama. Di sana, di ambang pintu, berdiri Pieter. Tampak gagah dengan jaket training warna biru langit, senyumnya hangat, dan di tangannya ada setangkai mawar merah. Mungkin ia memetiknya dari jalan setapak yang mereka lewati saat jalan pagi. Jalan-jalan di villa ini, memang dipenuhi bunga liar yang bermekaran. Langkahnya pelan tapi pasti, menembus batas sunyi yang menggantung sejak tadi. “Ke…” katanya lagi, kali ini dengan suara yang nyaris bergetar. “I love you too. Aku jatuh cinta

