Hate You 141

1133 Kata

Ramdan ragu apakah di istana ini ada yang pernah berteriak sekencang ia dan Nia. Wanita yang sedang hamil itu mengusirnya di saat yang Ramdan inginkan adalah tinggal. Selama beberapa tahun belakangan ia tidak pernah sekhawatir ini untuk meninggalkan Nia sendirian. Wanita itu jelas sedang tidak baik-baik saja. Jujur saja, mendapati Nia menangis selayaknya Aini membuat Ramdan tertegun lama. Rasa bersalah perlahan merayapi relung dadanya. Namun begitu ia tetap memberikan alasan masuk akal pada Nia. Ia mengatakan bahwa Nia berbeda dengan Aini. Baik Nia atau pun Ramdan sama-sama mengetahui hal itu. Oke, mari sebut Aini memang pengecut dan bodoh. Namun begitu, bukankah Nia sudah terbiasa untuk menghadapi Aini? Menghadapi segala keadaan yang Aini ciptakan Nia lah jagonya. Ini bukan lagi hal ba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN