Di antara begitu banyak orang yang berlalu lalang, Arif memang langsung bisa menangkap bayangan kekasih hatinya yang sekarang juga sedang menatapnya. Begitu mata keduanya saling terperangkap satu sama lain dalam jarak yang cukup jauh, pria itu menghela napasnya kasar. Bukannya tidak pernah dan tidak mau mencoba untuk melupakan Keysha, tapi tubuh dan hatinya ini lah yang selalu memilih kembaran sang sahabat sebagai tempat berpulang. Keadaan semakin kacau saja karena Key sama sekali tidak membantu. Semakin keras usaha Arif, semakin gigih pula Key untuk mempertahankan hubungan mereka.
Bertahun-tahun pacaran diam-diam di belakang semua orang dan begitu ketahuan malah ditentang oleh orang-orang yang ia sayangi, kini Key tampak muak. Arif bisa merasakannya. Sama-sama berjuang dua tahun lamanya untuk mendapatkan restu Shakka, dan calon mertuanya, Arif akhirnya menyerah. Bukan karena dirinya tidak ingin memperjuangkan Key dan hubungan mereka. Selama dua tahun lamanya, terasa seolah Keysha saja yang berjuang karena Arif tidak bisa selalu bersamanya. Ia terikat pada pekerjaannya dan tidak bisa pulang sesuka hati. Hal itu membuatnya iba dan tidak tega melihat Keysha. Karena itulah Arif pikir akan lebih baik jika Key menemukan pria yang lebih baik darinya saja.
Awalnya memang seperti itu. Namun setelah beberapa bulan berpura-pura putus, yap Arif menyebutnya berpura-pura putus karena meskipun mereka berdua sudah sepakat untuk putus, komunikasi di antara mereka masih baik. Terlalu baik malah. Jadi setelah beberapa bulan berpura-pura putus, keduanya menyadari bahwa tidak ada yang akan bisa membuat mereka terpisahkan. Tidak dengan jarak yang terbentang dan tidak juga dengan izin dari semua orang.
Kini semangat untuk membuktikan pada semua orang bahwa mereka terlahir untuk saling melengkapi satu sama lain semakin besar. Semangat yang membara tersebut membuat mimpi-mimpi untuk membangun sebuah keluarga yang utuh semakin jelas dan terasa semakin dekat. Hal itu juga berefek pada rasa kangen yang semakin menggila dari biasanya. Keysha Anindya Padmaja bahkan sampai sengaja berbohong pada keluarganya dibantu oleh sang manager. Berkata pada semua orang bahwa dirinya berada di LA. Tidak berbohong sepenuhnya karena sang kekasih memang langsung bertolak ke LA dari Indonesia. Namun begitu sang kembaran a. k. a. Shakka Orlando Padmaja sudah selesai mengecek keberadaan dirinya di sana melalui orang-orangnya, Key segera menyusulnya ke Singapura. Key menghabiskan dua minggu bersamanya di Singapura sehingga Arif memiliki waktu yang begitu menyenangkan selama dua minggu itu. Ia tidak pernah sesemangat itu untuk pulang. Tentu saja hal itu hanya terjadi saat ada Key yang menunggunya di apartemen.
Keysha menggerutu dan dengan tidak sabaran langsung menyongsong Arif. Saat jarak mereka sudah kurang dari satu meter, ia merentangkan kedua tangannya kemudian memeluk pria kesayangannya. “Aku tu disamperin, Sayang.. ngapain diliatin dari jauh?” tanya Key mencubit pipi kiri Arif kemudian berjinjit untuk mengecup bibir sang kekasih. Kangen sekali pada pacarnya itu padahal baru enam hari sejak terakhir kali mereka bersama.
Arif refleks mengalungkan kedua tangannya pada pinggang Keysha kemudian memberikan kecupan di pipi perempuan paling cantik yang pernah ada dalam hidupnya, selain Ibu tentu saja.
Berawal dari sekedar mendengarkan teman-temannya bicara soal youtuber sekaligus penyanyi cantik yang dikenal secara personal oleh Shakka, saling asing, kemudian menemukan fakta bahwa dia adalah kembaran sang sahabat, saling lirik diam-diam sampai akhirnya seperti sekarang, tak terpisahkan. Sebanyak itu yang sudah Arif dan Keysha lalui bersama. Sudah pernah saling berjauhan dan sama-sama mengetahui bahwa bukan hal itu yang mereka inginkan, Arif dan Key memang ingin berjuang sekali lagi untuk mendapatkan restu keluarga. Kali ini keduanya lebih serius dari yang pernah ada karena targetnya adalah sebuah pernikahan.
“Siapa suruh kamu datang kemari? Bukannya nanti aku juga bakal datengin kamu?”
“Lama,” cibir Key. Ia memilih untuk memeluk Arif dan menyandarkan kepalanya pada d**a sang kekasih. Arif yang datang ke rumahnya hanya akan membuat Shakka meradang, makanya sebelum dibuat badmood oleh kembarannya itu Key memilih untuk bertemu di luar dengan Arif. Lagian apa Arif pikir mereka bisa bermesraan seperti ini saat berada di rumah kedua orang tuanya Keysha? Rumah itu sudah seperti medan perang, mana ada waktu untuk saling peluk apalagi saling kecup.
Terkekeh geli, Arif meraih pergelangan tangan Key kemudian menariknya menjauh dari kerumunan orang-orang di bandara.
>>>
Ainun dibuat kaget karena kedatangan seseorang yang wajahnya begitu mudah dikenali sebagai Putri Sumatera. Gadis cantik itu berdiri canggung di depan pintunya kemudian mengenalkan diri dengan begitu sopan. Ainun sungguh penasaran dengan hubungan yang dimiliki oleh putranya dengan Puti Aini. Bagaimana dia bisa mengenal Puti ini, lalu bagaimana pula dengan Keysha karena yang selama ini berperan sebagai calon menantunya adalah putri dari Rama Dirga Padmaja. Namun begitu ia tidak yakin kalau hubungan Arif dan Puti Aini sama seperti hubungan Arif dengan Key.
“Ayo, Nak.. kita makan dulu,” ajak Ainun padanya. Sudah lewat dua jam sejak Puti Aini duduk menunggu Arif. Kini sudah saatnya untuk mengisi perut.
Melirik jam tangan di pergelangan tangan kanannya, Nia menolak dengan halus. Dirinya benar-benar tidak bisa makan karena begitu gugup dengan kejutan yang akan ia berikan pada Arif.
Beberapa hari yang lalu Nia memang begitu percaya diri untuk datang ke mari, tapi kini dirinya mulai dilanda cemas. Yang Nia cemaskan adalah Bagaimana kalau seandainya respon yang pria itu berikan atas kedatangan Nia justru di luar ekspektasi? Bagaimana kalau yang bahagia dengan pertemuan kedua mereka ini hanya Nia seorang?
“Kita tunggu Bang Arif bentar, ya, Bu?” begitu pinta Nia pada calon mertuanya itu. Aamiin, perkataan adalah doa. Semoga doanya dikabulkan sehingga Nia menjadi menantu dari wanita ini.
Nia mendapat firasat bahwa Arif akan segera sampai di rumahnya dan ternyata benar saja. Namun yang tidak pernah ia duga adalah bagaimana sepasang tangan seseorang menempel dengan begitu mesra pada pinggang pria itu. Sedang Ainun yang tidak tau apa-apa soal hubungan putranya dengan Putri Sumatera, tidak mencegah apa-apa.
Saat membukakan pintu untuk putranya, Ainun memang menemukan Arif dan pacarnya, mesra seperti biasa. Mengingat dirinya tidak percaya dengan kemungkinan putranya menjalin hubungan dengan dua wanita sekaligus, makanya Ainun tidak merasa perlu untuk memperingatkan Arif agar melepaskan pelukannya pada Key karena mereka yang berpelukan sudah biasa ia dapatkan sejak beberapa tahun belakangan.
Dan sepertinya sampai kapan pun Ainun tidak akan pernah tau apa tujuan sang putri bangsawan bertandang ke rumahnya. Karena hal paling jauh yang bisa Ainun pikir tentang Puti Aini dan Arif adalah bahwa mereka berteman. Kemungkinan paling masuk akal memang hanya itu, karena putranya memang bekerja di pemerintahan dan dari sana pula ia pasti mengenal Puti Aini.
Nia tidak bisa melepaskan pandangannya dari pemandangan bagaimana seorang gadis memeluk pria yang ingin ia peluk. Nia bahkan tidak sempat untuk menyapa Arif karena pikirannya jadi begitu sibuk mempertanyakan apa yang sedang terjadi, apa yang tidak ia ketahui, dan masih banyak lagi pertanyaan yang menyerbu. Tiba-tiba hatinya juga menjadi sakit. Terlalu sakit.
“Dia siapa?” tanya Key berbisik pada Arif. Wanita itu melihat pada Key dan Arif seolah ada yang salah pada mereka berdua. Kecuali kalau wanita itu melihat Key dengan rambut warna warninya seperti sepuluh tahun yang lalu, boleh lah dia memandang dengan cara seperti itu.
Arif meminta Key untuk memberikannya waktu sebentar dengan tamu yang tidak pernah diduga itu. Ia meminta Key untuk membantu Ibu menyiapkan makan siang agar mereka bersama-sama dengan tamu ini bisa makan siang bersama. Arif juga menyempatkan untuk mengecup pelipis Keysha sebelum gadis itu melepaskan diri darinya. Sengaja, agar Key tidak berani berpikir kalau Puti Aini adalah seseorang yang harus ia waspadai. Masalah yang Arif dan Key hadapi sudah cukup berat dan ia tidak ingin menambahkan masalah dengan memasukkan Puti Aini ke dalamnya.
Melangkah ragu, Arif tau ia tetap harus menyapa Nia yang datang tanpa mengabarinya lebih dulu. Siap tidak siap, ia tetap harus jujur pada Nia sekarang.
“Syukur lah, Bang..” ucap Nia begitu pria yang berdiri di depannya itu membuka mulut dengan canggung. Arif kembali mingkem setelah mendengar perkataan Nia. Juga tampak bingung.
“Aku sengaja kemari untuk bicara soal kita,” ucap Nia lagi. Sampai ia selesai bicara Nia bersumpah untuk tidak akan membiarkan pria itu mendapat kesempatan bicara.
“Aku mau minta maaf karena sepertinya hubungan yang coba kita mulai bukanlah hal yang tepat. Aku sudah berusaha.” Aku sudah begitu percaya padamu, sudah memberikan hatiku.
“Tapi ternyata hatiku tetap milik orang lain.” Tapi ternyata kamu tidak menganggapku serius padahal kamu adalah satu-satunya yang paling kuhargai di dunia ini.
Berpikir dirinya akan mendapat beberapa tamparan, Arif jadi lega luar biasa. Bahwa ia dan Nia ternyata berada di kondisi yang sama. Sama-sama mencoba melupakan pasangan masing-masing dan sama-sama gagal. Namun begitu, meskipun Nia melarangnya untuk menemui Datuk dan menjelaskan bahwa mereka berdua akhirnya memilih untuk mengakhiri masa perkanalan ini, Arif tetap akan datang sebagai bentuk hormatnya pada Datuk-nya Nia.
“Aku pikir Abang bakal sedih karena harus kutolak,” kekeh Nia sebelum benar-benar pegi. “Tapi ternyata aku berharap terlalu tinggi, ya?” Nia bersumpah tidak akan menunjukkan air matanya di depan pria ini meskipun hatinya terlalu sakit. Untuk itu ia harus cepat-cepat pergi dari sini.
“Kamu mau kemana? Mau Abang antar kemana?” tanya Arif pada wanita itu.
“Kemana pun aku ingin pergi, aku bisa sendiri.” Untuk kalimat yang satu ini Nia tau bahwa dirinya terdengar terlalu ketus. Persetan lah, pokoknya selama ia tidak menangis dan tidak terlihat menyedihkan di depan Arif maka semua akan baik-baik saja. Toh mereka tidak akan pernah bertemu lagi.
Sebelum pergi, Nia menyempatkan untuk mencari Ibunya Arif. Memang benar bahwa tidak ada gunanya pamit pada wanita itu, tujuan Nia adalah untuk memakai tepat setengah menit saja untuk melihat gadis pilihan Arif. Yang membuat pria itu lebih memilihnya dari pada Nia.
Cantik? Lumayan. Tapi kok kelihatan ga punya otak? Nia yakin gadis ini tidak lebih pintar dari Aini. Menyadari bahwa Aini punya poin unggul darinya, tiba-tiba saja Nia bangga padanya. Tiga puluh detik telah berlalu kini Nia mendengus. Cewek yang punya wajah agak kebule-bulean ini tidak terlalu sempurna. Kulitnya yang putih pucat itu malah membuat kesan hambar, cih.. menyedihkan sekali selera Arif. Meski tau kalau Aini tidak akan pernah muncul lagi, Nia berjanji akan mengirimkan beberapa chat di grup Aini. Mengatakan pada wanita itu bahwa ia patut untuk berbangga diri dan bukan sebaliknya. Karena apa? Karena Aini memiliki banyak hal yang tidak perempuan lainnya miliki.
Meskipun masih bisa bersikap angkuh, jauh di dalam hatinya Nia begitu sedih. Semenyedihkan apa pun cewek pilihan Arif, aku lah yang paling menyedihkan di sini, ucap Nia membatin.