KALA CINTA BERBICARA

1650 Kata

Mobil yang Yama kemudikan melaju dengan kecepatan sedang sebelum akhirnya menjadi bagian dari kemacetan. Hiruk pikuk kehidupan tampak jelas tengah mengikis suasana luar. Kemacetan karena penghuni jalan yang membeludak, juga polusi dan sisa terik mentari hari ini, menjadi warna tersendiri keadaan di luar sana. Ditambah beberapa pengamen dan juga pedagang asongan yang membuat kemacetan makin meresahkan, jelas melahirkan rasa tidak nyaman yang sebisa mungkin ingin secepatnya mengakhirinya. Di sebelah Yama, Arsy yang diam juga tengah mengamati suasana luar. Jakarta dan segala kisahnya, mendadak membuat pikiran wanita itu berkelana ke masa lalu. Ia mengalihkan tatapannya untuk menatap Yama yang sampai detik ini masih memilih mengemudi sendiri jika bukan untuk bepergian ke luar kota. “Enggak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN