71 : Setelah Ketuk Palu

2250 Kata

“Dalam hidup, kita enggak wajib punya bakat. Kita juga enggak wajib jadi yang terpintar karena nasib juara kelas saja, belum tentu lebih baik dari mereka yang peringkatnya ada di bawahnya. Kunci hidup itu cukup tahu diri, selain kita yang memang wajib memiliki tekad kuat menjadi lebih baik sekaligus sukses.” “Jangan takut capek, ... jangan juga kamu takut sakit bahkan gagal. Dijalani saja, pintar-pintar lihat apa yang sedang ramai di pasar.” “Jangan lupa, jangan sampai kita merampas milik orang lain, apa pun itu!” Nyonya Humairah menatap prihatin Livy yang sampai bersimpuh di hadapannya. Wanita muda itu menangis dan terisak lirih yang terdengar sangat menyakitkan. “Kenapa kamu menangis? Apakah tawaran kerja sama yang saya berikan, malah melukai kamu?” lirih nyonya Humairah sambil lebih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN