Happy Reading "Mutia, buatkan minum untuk Luna!" "Tapi Al—" "Panggi saya dengan sebutan yang benar! Kamu itu cuma bawahan saya dan jaga sikap profesional di kantor ini kalau tidak ingin dipecat!" sela Alva membuat Mutia kicep. Rasanya dia begitu malu diperlakukan seperti ini oleh Alva, di depan Aluna lagi. Wanita yang dulu dia kalahkan dengan mendapatkan hati Alva dan menjadi istrinya. Padahal saat itu Mutia tahu jika Aluna begitu mencintai Alva. Ada rasa bangga tersendiri ketika kita bisa mengalahkan teman yang levelnya jauh di atas kita. "Baik, Pak." Mutia menunduk, tangannya yang menggantung di kedua sisi meremas rok pendeknya. Aluna hanya diam dan datar saja melihat apa yang terjadi, seperti inilah yang dia inginkan. Melihat kedua orang itu yang sudah tidak sejalan. Mutia yang s