Happy Reading. Alva tiba-tiba menarik napas dalam, seolah mengumpulkan keberanian yang tersembunyi di sudut-sudut hatinya. Dia tahu, kata-kata Luna memang benar dan itu sekarang benar-benar membuat hatinya sakit. "Hahaha, mukanya jangan serius gitu, donk. Aku cuma bercanda, lagian itu udah lama banget," ujar Luna tertawa kecil. Kenapa juga dia mengingat hal itu, padahal dia sudah berusaha melupakannya. "Maaf," lirih Alva. Tatapannya berubah serius, jauh dari canda yang mengalir di antara mereka sejak tadi. Luna yang tengah menyesap cappuccinonya mengerutkan kening, merasakan perubahan suasana. Sebelum ia sempat bertanya, Alva meraih tangannya. Luna terkejut. Jemari Alva yang hangat menggenggam tangannya erat, seolah berusaha menyampaikan sesuatu yang lebih besar daripada kata-kata. J