Aku memeluk erat mas Rein setelah pengakuannya yang menurutku cukup mengejutkan. Tapi aku menyukai segala kejujurannya. Aku menyukai caranya mencintaiku yang tidak ingin ada kebohongan diantara kami. Menurutku tidak mudah mengatakan sebuah kejujuran yang cukup ekstrem itu. “Terimakasih untuk hari ini mas, dan terimakasih untuk kejujurannya.” Ucapku ketika kami tiba di halaman rumahku. Hari sudah cukup sore ketika aku sampai rumah dan aku sudah menyiapkan hatiku untuk menerima segala perkataan buruk keluargaku nanti. “Iya sayang, mau aku antar sampai dalam rumah?” Mas Rein bertanya. Dan sekali lagi aku menyukai caranya mengkhawatirkanku. “Nggak usah mas, mas Rein pulang aja. Aku nggak papa kok!” Jawabku sembari tersenyum manis. Mas Rein mengangguk kemudian membelai ujung kepalaku denga