Bab 116. Tidak Lagi Butuh Pengaman.

2041 Kata

Di teras kediaman rumah megahnya, Naya tertawa terpingkal-pingkal. Wanita yang sudah tidak lagi muda itu mengusap sudut mata yang berair dengan satu tangan yang bebas, sementara tangan yang lain memegang ponsel. Sepasang mata tuanya menatap berbinar layar ponsel yang baru saja memperlihatkan kelakuan gila, tapi, romantis putra pertamanya. Naya tidak bisa membayangkan semalu apa Zahra saat ini. Namun, dia juga yakin Zahra pasti bahagia mendengar pernyataan cinta Naka di depan banyak orang. Suaminya sendiri juga gila, tapi, masih tidak segila Naka yang sampai berteriak di lobi hotel. “Ya Tuhan, Mama seperti sedang nonton drama romantis. Mama tidak akan percaya kalau tidak melihat sendiri. Itu beneran mas mu, Sayang?” tanya Naya pada sang putri bungsu. "Ternyata dia bisa segila itu ya, kala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN