Zahra terkejut saat memutar tubuh dan mendapati Naka berdiri di ambang pintu. Wanita itu berdehem sebelum tersenyum kecil. “Bapak seneng banget dengar kabarnya. Ibu juga,” kata Zahra, memberitahu tanpa diminta. Zahra mengayun kedua kakinya. “Sudah bubar?” tanya Zahra sambil menyipit menatap suaminya. Dia pikir suaminya masih ngobrol bersama kedua orang tua dan juga adik perempuannya. Naka masih merapatkan sepasang bibirnya sementara tatapan pria itu membuat Zahra mendesah dalam hati. Apa lagi sekarang? Batin Zahra. Menghembus napas, Zahra berhenti berjalan di depan Naka. “Aku buat salah lagi, ya?” tanya langsung Zahra. “Bilang saja apa salahku.” kata Zahra dengan nada datar tanpa emosi “Ya sudah kalau tidak mau ngomong. Aku masuk dulu, aku mau istirahat. Capek,” lanjut Zahra saat Naka t