“Ah, sakkkiit, Masss.” Icha berucap sakit, tapi wajahnya tersenyum menggoda. “Hmm? Sakit?” geram Andra sambil bergerak, temponya lebih cepat dan menghentak keras, sehingga Icha tidak bisa tersenyum lagi, wajahnya malah meregang nikmat. Andra yang sangat buas, membalikkan tubuh Icha dengan kasar, hingga menungging di depannya. Matanya menyala-nyala melihat b*kong mulus Icha, lalu menepisnya cukup kuat. Icha menjerit lagi, disertai tawa centilnya. “Awas kamu,” geram Andra, dia sepertinya sudah siap bertempur dan ingin istrinya puas dan kewalahan. Andra memasukkan anggota tubuh bagian bawahnya yang keras dan panjang itu ke dalam tubuh Icha dari belakang dengan kasar, dan langsung bergerak maju mundur dengan cepat, sambil memeluk tubuh Icha. Gerakannya intens dan teratur, membuat Icha ti