Pembalasan awal

1139 Kata

Zane menunduk, makin merasa bersalah pada Jena. Lalu tiba-tiba ia teringat perkataannya semalam, lebih tepatnya makian yang ia lontarkan pada wanita itu. Jadi, semalam dia mendengar semuanya? Zane memang tipe yang blak-blakan, terus terang dan ceplas ceplos. Jangankan pada teman baiknya sendiri, pada orang lain saja dia bisa ketus. Tapi bukan berarti dia tidak tahu diri, jika kata-katanya telah menyakiti perasaan orang lain, termasuk orang terdekatnya. Namun gengsi untuk mengakui itu secara gamblang lebih besar. Saat ia sadar dari penyesalan singkatnya, suasana sudah hening. Manik matanya mengedar sejenak, menoleh ke kanan dan kiri. Tidak ada satu orang pun di dekatnya, bahkan Dante juga sudah pergi entah sejak kapan. Rupanya, dari tadi ia duduk dan bergumam sendiri di depan kios, laya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN