Kebenaran yang telah lampau

1158 Kata

“Zane.” Dante memotong tiba-tiba, padahal tadi ia terlihat acuh tak merespon perkataan Zane. Kontan saja Zane langsung menatap temannya yang duduk termenung. “Jena gak pernah ngomong apapun ke Eky,” lanjut Dante. Mata Zane langsung membulat penuh. Kaget, itu pasti, tapi juga heran. Bagaimana tidak. Tokoh utama pembicaraan awal mereka adalah Jena, kenapa jadi merambat ke salah satu sahabat baiknya, Eky? Belum sempat Zane bertanya, Dante meneruskan ucapannya, “Dia gak pernah bilang ke Eky, Zane. Gak bilang kalau dia lebih memilih menikah dengan orang lain.” “W-what?” Zane makin shock lagi. Saking kagetnya, tanpa pikir panjang langsung menyambar sekaleng bir, membuka dan meneguknya dengan cepat. Berharap otaknya yang sempat stuck karena kaget, bisa bekerja kembali. “Jadi maksudmu Eky

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN