Dante mulai menarik sudut alisnya, kesal dengan pernyataan ‘karma’ yang begitu gamblang keluar dari mulut Zane. Memang, dia tipe pria yang ceplas ceplos suka lupa adab, tapi Dante tidak menyangka Zane bisa berkata begitu. “Kenapa, sewot? Dia juga hampir buat orang bunuh diri demi pria b******n yang jadi suaminya itu. So, anggap aja itu karma buatnya!” “Stop, ya! Stop aku bilang! Abang gak ngerti apapun, jadi diem aja.” Mencelos, Dante beranjak dari duduknya. Lalu membuka lemari pendingin, mengambil sebotol air mineral. “Aku mau tidur. Tutup pintu kalau mau pergi. Buang sampah di tempatnya!” Begitu akhirnya Dante pergi meninggalkan keduanya dengan semua perdebatan yang terjadi di antara mereka. Lalu membuka pintu kamar utama yang memang tidak di kunci. Begitu pintu tertutup, manik