Sudah dua hari berlalu sejak pembicaraan hari itu. Sesuai perintah Jena, Elena tidak melaporkan perihal kedatangan Aline di penthouse pada Dante. Dia juga memastikan Aline tutup mulut, tidak bisa mengadu pada siapapun. Fokus Jena kembali terpusat pada rencana balas dendamnya, setelah bertemu Hendra dan menunjuknya sebagai pengacara atas perintah Dante. Jika kemarin Hendra datang untuk sekedar berbincang ringan, kali ini tidak demikian. Dilihat dari wajah tegang Jena saja, sudah bisa ditebak, se-serius apa percakapan di antara mereka. “Bagaimana dengan buktinya, Pak? Itu cukup untuk menjebloskannya ke penjara, kan?” tanya Jena menatap lekat ke arah Hendra. Seorang pengacara kondang berumur nyaris setengah abad. Hendra mengangguk. “Benar,” jawabnya. “Bukti-bukti yang diberikan Elena kema