Pria itu membulatkan matanya, seolah kaget. Lalu berkata dengan nada rendah, “Ayo, saya antar kalian melihatnya.” Keduanya pun bergegas mengikuti langkah pria itu, masuk ke dalam apartemen hendak memeriksa unit di sebelah. Dan betapa kagetnya mereka, disana tidak ditemukan benda-benda besar dan berat. Hanya ada kursi stool kecil, nakas, serta beberapa perabot kecil, yang tidak memungkinkan menimbulkan bunyi seperti semalam jika diseret. “Kalian sudah lihat kan?” Pria yang sudah lama menjadi pengelola apartemen itu berkomentar. “Tapi jelas-jelas semalam —” Indira hendak berbicara, tapi Abi lebih dulu menghentikannya dengan meremas cengkraman tangannya. “Maaf, mungkin kami salah mendengar, Pak. Saya takut kalau ada pencuri yang masuk.” Abi menoleh, menatap Indira yang masih terlihat ra