Dante ngambek. Setelah tahu Elena lah yang membelikan Jena tiket, dia langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu rapat-rapat. Menolak bertemu siapapun bahkan Zane sekali pun, bahkan menolak makan juga. Zane sampai geleng-geleng kepala, heran sekaligus takjub dengan tingkah sahabatnya itu. Tapi bukan Zane namanya jika ikut-ikutan ambil pusing. Mau Dante ngambek, kek. Mogok makan, kek. Dia tidak peduli. Dari pada mikirin Dante, Zane memilih tidur. Hampir 5 jam dia menyetir dari bandara menuju Bandung, hanya demi menuruti adiknya agar dapat hadir di persidangan. Kakinya sudah lelah, tangannya juga. Kini dia tidak mau otaknya juga ikut lelah. Lain dengan Zane, Zahira sedikit menaruh perhatian pada teman kakaknya itu. Baik-baik dia mengetuk pintu kamar, tapi Dante tidak merespon. Lama-