Jika bisa Dante ingin berteriak saat itu juga. Salah apa dia pada Tuhan sampai kisah cintanya bisa serumit ini. Tidak hanya urusan dengan ibunya, tapi kini dia juga berurusan dengan tangan jahil yang mengirim pesan laknat itu pada Jena. “Memang bener ya, kayaknya kita emang perlu deep talk,” katanya setelah menghela napas panjang. “Kalau kamu mikir aku anggap kamu matre, kamu juga salah, Jen. Pengandaian kamu kemarin, aku juga setuju. Benar kok, dari pada 2 miliar, kamu malah bisa dapet banyak kalau nikah sama aku. Iya kan?” Tatapan Jena teralihkan pada Dante, menatapnya lekat. Tapi tidak ada satupun kata yang keluar. Dia tidak menyela meski perkataan Dante dijeda beberapa saat. “Kemarin aku cuma kecewa aja. Ternyata alasannya ada di mama, dan kamu pergi juga karena perkataan mama. Ja