Gita melihat pantulan dirinya di depan cermin, wah ternyata wajah nya kalo dipoles sedikit masih ada bagus nya.
Setelah acara debat tadi pasti sudah tahu kan siapa pemenangnya. Pak Joko lah! dan sekarang Gita sedang mempersiapkan diri untuk mempercantik diri, yah kan siapa tahu ketemu jodoh disana.
Jodoh mana ada yang tahu kan?
"Mau kemana Git?" tanya Bang Agam begitu Gita turun tangga.
"Gita mau keluar Bang." jawabnya.
Bang Agam nampak mengamati penampilan Gita. Apa ada yang aneh?
"Kemana?" tanyanya.
"Ada acara makan malam dirumah temen." Jawab Gita setengah jujur, setengahnya bohong.
Teman katanya, HAHAHA boro-boro diaku temen. Kacung kali Git!
"Jangan kemaleman pulangnya!" perintahnya.
Gita menyengir lalu mengangguk. "ashiapp, tolong izinin Ibu dan Bapak yha." jawab Gita karna orangtuanya sedang keluar.
Gita menunggu Pak Joko di tempat dulu dia diturunkan. Depan komplek.
Tidak lama Gita bisa melihat mobil yang melaju ke arahnya, pasti itu Bos nya.
"Kenapa ga dirumah aja sih Git?" tanya Pak Joko langsung begitu sampai di hadapan Gita. Dia tampak tercengang melihat Gita namun setelahnya langsung menormalkan ekspresinya, ada apa dengannya?
"Dirumah cuma ada Abang saya Pak, dan dia pasti ceramahi saya panjang lebar kalau tau keluar bareng cowok." alibinya. Apa tadi katanya, Bang Agam nyeramahi? HA-HA tunggu ayam nyusuin anaknya dulu.
Kalau dilihat penampilan Pak Joko beda dari biasanya, dia memakai kemeja yang di gulung sampai siku dan memakai celana jeans dengan sneakers putih. Waw sangat keren dan tampan dari biasanya, loh...kok jadi ngelantur gini coba! Pak Joko nampak mengerti atau entahlah, wajahnya terlalu sulit ditebak.
"Yaudah ayo berangkat." katanya lalu mereka mulai masuk mobil.
***
Gita menatap bangunan didepanya ini kagum, rumah nya sangat apik, bukan karna sangat mewah dan seperti mansion di cerita-cerita. Tapi rumahnya malah seperti keraton.
Bukan modern malah cenderung kuno dan antik. Aaah... Gita sangat menyukai rumah ini berasa adem gituloh bawaanya dan luas banget rumahnya, Gila! Ini rumah apa kerajaan coba.
Keluarganya Pak Joko bukan keturunan ningrat kan yha?
"Ayo Git!" ajak Pak Joko sambil menggandeng tangan Nya, ngapain nih orang gandeng-gandeng, modus hah?!
"Jake!" panggil seseorang membuat yang lainya menatap kami.
Gila! Kenapa Pak Joko ga bilang kalau maksudnya makan malam yang begini.
Ada dua orang tua yang Gita yakini mereka sesepuh Pak Joko, ada 3 anak kecil sedang bermain, 2 bayi, banyak orang dewasa (malas menghitung) dan ada 2 lelaki dan 1 gadis seumuranya mungkin.
ALAMAK, INI KELUARGA BESAR !!!
Pak Joko menarik tangan Gita ke arah kerumunan orang tadi, kok Gita jadi gugup yah. Berasa ke rumah Camer.
"Ini siapa Jake?" tanya wanita paruh baya seumuran Ibu nya mungkin, masih cantik banget lagi, wajahnya kalem aduh jadi adem lihatnya.
"Gita, Ma." Jawab Pak Joko.
Eh mereka manggilnya 'Jake' saudara, kok Gita jadi merasa bersalah yha manggil Bos nya ini Pak 'Joko'. Wajahnya ganteng khas orang Indonesia sih jadi kalo manggil Jake terlalu gimana gitu.
Wanita itu menatap Gita seolah menilai nya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Gita tante." Gita mengulurkan tanganya untuk berjabat tangan.
Wanita itu menerima uluran tangan Gita dan Gita langsung menyalaminya.
"Kamu siapanya Jake?" tanyanya setelah uluran kami terlepas.
Gita tersenyum kikuk. Dia siapanya Pak Joko yha....Oh iya, KACUNG!
"Saya pegawai kantornya Tan." jawab Gita sopan, harus pencitraan dong.
Wanita itu terdiam sejenak lalu tersenyum menatap Pak Joko, ada yang aneh.
"Wah bawa siapa nih kakak?" seorang gadis langsung nyempil diantara kami.
Cantik loh, banget malahan, kok keluarga ini sempurna semua yha. Bibit yang sangat bagus untuk memperbaiki keturunan.
"Pacarnya kakak yha?" Dia menatap Gita lalu mengulurkan tanganya. "Laura." sapanya.
Gita menjabat tanganya. "bukan pacar kok, aku Gita." balas Gita kikuk, apa tadi dia bilang pacar? dari jonggol.
Eh tunggu 'Laura' kok berasa pernah denger yah, iya! Dia kan yang telfonan sama Pak Joko di ruanganya tadi. Hm...berarti Gita salah sangka dong?!
"Sudah datang semua kan ayo kita makan malam sekarang!" seorang lelaki paruh baya seumuran ayahnya menginterupsi, wah jelas aja Pak Joko ganteng, orang bibitnya berkualitas begini.
Dan kami pun mulai berhambur ke meja makan.
Akhirnya, makan-makan!! Hehe.
***
Setelah berkenalan dengan semua secara singkat Gita bisa tau siapa-siapa mereka.
Wanita paruh baya yang mengajaknya berkenalan tadi adalah ibu Pak Joko dan lelaki paruh baya yang menginterupsi kami adalah Ayah Pak Joko, lalu gadis cantik tadi adalah Adiknya. Keluarga perfect!
Sepasang Kakek dan Nenek tadi memang benar sesepuh Pak Joko.
Ada dua pasangan paruh baya yang merupakan Bibi dan Paman Pak Joko.
Satu pasangan lumayan muda, seumuran Bang Agam dengan dua bayi digendongan mereka, ternyata anak mereka Twins aduduh suer lucu pake banget. Jadi pengen cium.
Trus 3 anak kecil tadi adalah pembagian anak nya entah siapa mana tahu Gita kan rada malu meong kalau disuruh tanya, meski katanya ada satu pasangan yang tidak hadir, entahlah. Soalnya kepanjangan ntar kalo dijabarin.
Dan ada 2 pemuda tampan, tapi masih tampanan Pak Joko sih.
Mereka sepupunya Pak Joko ternyata, sekarang mereka kumpul di ruang keluarga setelah acara makan malam yang begitu khitmat tadi. Bayangin aja ga ada yang bicara SATUPUN!
"Gita tinggal dimana?" tanya Dini, ibu Pak Joko.
Gita tersenyum tipis. "di perumahan Anggrek, Ma." jawabnya, oh iya apakah Gita sudah bilang kalau Ibunya Pak Joko memintanya memanggilnya Mama. Sebenarnya Gita tidak nyaman tapi sungkan untuk menolak.
"Gita udah punya pacar?" tanyanya lagi.
Gita melotot kaget, untung Gita ga keselek kayak kejadian waktu itu. Gengsi dong.
"Hehehe, belum ada jodohnya Ma." jawab Gita seadanya. Mau gimana lagi jomblo ya tetep jomblo, ngenes.
"Oh ya? padahal Kak Gita cantik loh. Mau aku kenalin sama temen aku Kak?" Laura menyahut antusias.
"Ngapain kenalin sama temen kamu Lau, disini aku aja masih single kok." sahut Satria, salah satu sepupu Pak Joko.
Wajahnya lumayan, tapi kelihatanya playboy, idih Gita ogah deh! dia ga mau di tinggal pas lagi sayang-sayangnya, kayak lagunya Via Vallen. Jangan sampai pokoknya.
"Dih! Kakak urus aja sono kumpulan pacar Kakak yang udah kayak baju kotor!" ketus Laura.
Waw...Laura boleh juga mulut pedasnya.
"Gimana Kak mau kan, temen Laura GM (General Manager) loh Kak. Udah tampan, mapan lagi. Pokoknya pacar-able banget!" cerocos Laura semangat, dia mau berprofesi jadi makcoblang kah.
Gita hanya diam saja, aslinya dirinya kurang suka dijodoh-jodohkan karna jodoh itu sudah takdir jadi kalo jodoh ga bakalan kemana, dan juga kalo modalnya cuma mapan dan tampan mah Gita ga akan langsung kepincut.
"Ekhem!"
Gita dan lainnya langsung menoleh ke arah Pak Joko, sereten ya Pak sampai deham keras begitu?
"Kamu ga usah comblangin Gita sama temen kamu." kata Pak Joko datar.
"Kenapa emangnya, kak?" tanya Laura dengan wajah bingungnya, semua orang disini sekarang menatap kami karna memang suara Laura cukup cempreng.
"Karna sudah ada lelaki yang menyukai Gita." balas Pak Joko tetap dengan flat face nya.
Gita cengo..
HAH!!! Apa tadi katanya?!
***
TBC.