Part 06

865 Kata
"Kita makan dulu ya Git sebelum pulang." kata Pak Joko setelah mobil yang mereka tumpangi melaju. Gita menatap sekilas Pak Joko Padahal tadi udah makan malam tapi sekarang ngajak makan lagi. Ya Gita pasti terima lah orang perut Gita kayak karet. Hahaha. "Iya pak." jawab Gita. Setelahnya Pak Joko hanya mengangguk dan mobil pun berjalan dengan keadaan Hening. Gita jadi heran kenapa setiap berduaan dengan Pak Joko suasananya selalu mengheningkan cipta. Dasar! bener-bener kulkas berjalan tuh orang. Tiba-tiba Gita teringat perkataan Pak Joko waktu di rumah keraton tadi, tadi katanya ada cowok yang suka sama dirinya. Gita jadi mengingat-ingat,  kira-kira siapa yang menyukainya tapi menurutnya tidak ada. Ah sudahlah pasti itu Pak Joko cuma ngelantur dasar si tukang halu. Padahal sendirinya iya! Mobil yang mereka tumpangi berhenti di pinggir jalan di depan warung makanan. Gita menatap warung itu antusias, wah pinter banget Pak Bos nya ini ngajakin Gita makan ayam geprek jadi laper kan. "Kita makan di sini nggak papa kan, Git?" tanya Pak Joko setelah mereka keluar mobil. Gita mengernyitkan dahinya bingung, ya gapapa lah emangnya kenapa kok pake nanya, pikirnya aneh menatap Pak Joko. "Tentu aja nggak apa-apa dong Pak saya malah seneng bisa makan ayam geprek, duh udah lama nggak makan ayam geprek tahu pak!" jawab Gita semangat 45. Pak Joko menatap diam ke arah Gita lalu selanjutnya membuang muka. Gita yang melihatnya pun merasa kesal emang muka nya sejelek itukah sampai dia buang muka. Dasar kulkas! "Ya sudah ayo masuk." ajak Pak Joko lalu mereka pun masuk ke dalam warung. Mereka berdua berjalan kearah stand makanan dan menghampiri penjualnya. "Pak ayam geprek gak usah terlalu pedas 1 dengan teh hangat 1." kata Pak Joko ke penjual tersebut, lalu setelahnya Pak Joko menghadap ke arah Gita. "Kamu pesan apa Git?" tanya Pak Joko. Gita mengamati menu yang ada di spanduk lalu mulai berkata ke arah penjual. "saya ayam geprek yang paling pedas 2 sama air putihnya satu ya pak." setelah penjual mencatat pesanan mereka pun pergi ke meja. Pak Joko menatap heran ke arah Gita. "Memangnya yang satu buat siapa Git, kenapa nggak di bungkus aja?" tanyanya setelah mereka duduk di salah satu meja. Gita mengernyitkan dahinya bingung, "ya buat saya semua lah Pak!" jawab Gita enteng. Pak Joko langsung menatap horor ke arah Gita "kamu makan 2 porsi?!" tanyanya tidak percaya, dengan polosnya Gita mengangguk. "Iya Pak, habisnya kan saya sudah bilang Pak saya itu udah lama banget gak makan ayam geprek jadinya saya ngidam." cerocos nya sambil menyengir tak karuan. Pak Joko menatap tubuh Gita aneh, emang ada yang aneh ya kalau dia makan 2 porsi sampai pak Joko heran begitu, menurutnya 2 porsi itu masih wajar, ya kalau dia makan 5 porsi itu baru nggak wajar. Pikir Gita. "Tapi tadi kan kamu sudah makan malam di rumah keluarga saya, kamu nggak takut sakit perut Git?" tanya Pak Joko setelah makanan di hidangkan penjual di meja mereka. Gita seolah tidak mendengarkan penuturan Pak Joko, dia menatap lapar makanan yang ada di meja. "Alah Pak tadi tuh yang makan di rumah Bapak itu jatah makan sore saya, lah ini baru jatah makan malam saya." jawab Gita sekenanya lalu mulai menyuapkan makanan ke mulutnya tanpa sendok, memang makan begini enaknya itu pakai tangan bukan sendok. Mantep gak tuh! Pak Joko hanya menggeleng melihat tingkah Gita. Ini cewek apa kuli panggul?! *** Gita dan temannya sekarang berada di warung Mbak Inem, warung langgangan mereka untuk makan siang. Pokoknya makananya itu beuhhh... enak banget dan tentunya murah. "Mbak Hana lagi trip bussines ya?" tanya Tiyo sambil memakan mendoan nya. "Iya, katanya lagi di Bogor." jawab Dela enteng. Mereka mengangguk lalu melanjutkan makan, enaknya dirimu Git dapat traktiran meskipun kemarin harus lembur sih. "Eh.. soal pacar Pak Joko yang lo bilang kemaren emang bener Del?" tiba-tiba Bima menarik topik yang belum sempat mereka bahas kemarin. Dela langsung memelototkan matanya antusias. "bener banget!! Gue dapet infonya dari admin Lambe Turah langsung!" serunya antusias. "Emang ada buktinya?" tanya Tiyo kurang percaya sepertinya. "Kemarin juga waktu gue ke café langganan gue lihat Pak Joko sama perempuan yang kinclong bener." yakin Dela. Gita berpikir sejenak, masa yang mereka maksud itu si Laura sih?! "Orang nya gimana Del?" tanya Gita sekedar memperjelas saja. "Wah gila pokoknya rambutnya itu blonde gitu, kulitnya putih mulus dan body nya seksi abis!!!" jelas nya panjang lebar. Fix! Inimah bukan Laura kan rambut Laura warnanya item, tapi siapa? "Gila! Beneran Del?!" tanya Bima tidak percaya. Dela mengangguk. "cantik bener kayak manekin berjalan pokoknya." jawabnya. Bima bertepuk tangan pelan. "wihh gila! Si Bos diam-diam menghanyutkan!" seru nya. Tiyo nampak memikirkan sesuatu. "kalo sama Bu Tari, oke mana?" tanya Tiyo membandingkan. Bu Tari adalah Finance section head, kepala divisi kami yang sudah terkenal menyukai Pak Joko. Menurut Gita Bu Tari itu terlalu over make up dan pakaianya ngetat banget menjurus ke pakaian kurang bahan. Wajahnya sih cantik tapi Gita amit-amit jabang bayi kalo lihat yang begituan, apalagi mulutnya yang suka nyinyir. "Ya cantik sana kemana-mana lah!" bantah Dela. "Bu Tari aja kayak tante julid gitu lo bandingin HAHAHA." sahut Bima tertawa. "Tapi kan lumayan tuh bodinya asoy!" balas Tiyo mengompori. Dan kita tertawa dengan meng-ghibah sampai jam makan siang habis. Inilah enaknya punya teman sefrekuensi!! *** TBC.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN