Jawaban Melinda

1202 Kata

Suasana ruang tamu mendadak seperti membeku. Jam dinding berdetak pelan, seolah ikut menghitung detik-detik yang terasa sangat panjang. Zico menatap Melinda tanpa berkedip, sementara Andika mencondongkan tubuhnya, menunggu jawaban putri tunggalnya. Melinda menghela napas panjang. Jari-jarinya saling bertaut di pangkuan, bibirnya sempat bergetar sebelum akhirnya ia mengangkat wajahnya. Tatapan matanya tegas, meski jelas ada luka lama yang masih menyisakan bayangan. “Aku…” suara Melinda terdengar bergetar, membuat Andika dan Zico makin menahan napas. Lalu, dengan nada yang lebih bulat dan tajam, ia melanjutkan, “Bagaimana kalau kita langsung menikah saja?” Andika sontak terperanjat, matanya membesar tak percaya. “Apa?” serunya. Ia bahkan sempat berdiri saking kagetnya. Zico pun sama ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN