Neva melangkah kembali ke kabin, tempat para pramugari berkumpul melepas penat sebelum pesawat take off. Wajahnya masih menyimpan gurat gelisah, meski ia berusaha menutupinya dengan senyum tipis. Kelay yang sudah duduk duluan, memperhatikannya lekat. “Ada apa denganmu, Neva? Hari ini kamu terlihat berbeda, kurang fokus. Nggak seperti biasanya. Apa ada masalah?” tanya Kelay, suaranya lembut tapi penuh perhatian. Neva tertunduk, matanya menatap jemari yang saling bertaut. Dadanya sesak, ingin sekali ia melepaskan beban itu, tapi ketakutan membuatnya ragu. Bila ia bercerita, bukankah rahasia bisa terbongkar? Namun hatinya juga butuh tempat bersandar. “Itu…,” ucapnya ragu, matanya berkedip cepat, berperang dengan keputusan. “Apa ini soal kekasih rahasiamu, Neva?” ceplos Kelay tiba-tiba. W