Eps. 49 Lebih Baik Aku Mati

1348 Kata

Vartan menghentikan mobilnya tepat di depan paviliun Neva saat senja mulai merayap. Langit berwarna jingga redup, seakan mencerminkan hatinya yang penuh gelisah. Ia tahu persis jam berapa Neva pulang, dan ia juga tahu Rhea pasti masih menyimpan amarah yang menyala-nyala padanya. Namun, ia tidak bisa membiarkan api itu terus membakar. Dengan langkah berat, ia menuju teras lalu duduk di kursi kayu yang terasa dingin. Tangannya tak henti memainkan kunci mobil, memutar-mutar logam itu seperti mencari kekuatan. Sesekali ia menghela napas panjang, matanya menatap kosong ke arah jalanan yang semakin sepi. Waktu berjalan lambat, setiap detik terasa menguji kesabarannya. Ia ingin segera bertemu, menjelaskan, meminta maaf, apa pun agar jarak di antara mereka tidak makin melebar. Namun, di balik ha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN