Setelah nasihat sang ibu dan setelah menyadari kesalahannya terhadap Aluna, membuat Angkasa kini sudah berdiri di depan pintu masuk kediaman Suwandi. Dengan berpakaian rapi dan wajah yang nampak serius, Angkasa sudah berada di hadapan ibu mertuanya. Rasa malu dan tidak enak, kini sedang menyerang perasaan Angkasa. “Selamat sore, Ma.” Sapa Angkasa pelan dan sopan. Melihat menantu kesayangannya datang, tentu saya senyum senang langsung muncul di wajah Ambar. “Angkasa? Selamat sore, nak. Ayo silakan masuk.” “Terima kasih, Ma.” “Aluna nggak bilang kalau kamu mau ke sini.” ucap Ambar sambil berjalan menuju ruang keluarga, bersama dengan Angkasa. “Aluna memang tidak tau, Ma.” Ambar menoleh ke samping, sedikit mendongak untuk menatap menantunya yang bertubuh tinggi. “Oh begitu.” Gumamnya. “