Hembusan angin yang masuk melalui pintu kaca balkon, membuat rambut Aluna yang tergerai, sedikit berantakan. Wanita yang sedang duduk di sofa, sama sekali tidak terganggu dengan hal itu. Beberapa hari tinggal di apartemen milik Azel tanpa pergi keluar, membuat Aluna terlihat lesu. Wajahnya pucat karena terus begadang, kantong matanya besar, dan rambutnya terlihat kusut. Benar-benar bukan seperti Aluna yang selama ini dilihat orang. Ia mengisolasi diri tanpa mau bertemu dengan siapa pun. Aluna menghela napas lelah, saat ingat dengan Angkasa. “Tiga hari Mas Angkasa nggak coba buat datang atau hubungi aku. Jadi dia bener-bener mau kasih aku waktu atau dia memang sudah menyerah?” Ini memang harapan Aluna, tapi ia tidak menyangka kalau suaminya benar-benar melakukannya. Saat sibuk dengan piki