Kay berdiri di depan cermin, matanya menyorot pantulan diri di cermin. Memperhatikan noda bercak kemerahan di atas kulit mulusnya. Kay menghela napasnya yang terasa berat, miris melihat d**a sampai lehernya penuh tanda kepemilikan Arsen. Hingga netranya tak sengaja melirik ke bagian bawah pusarnya, mata Kay langsung melotot. Sebelum akhirnya ia memejamkannya sejenak, sembari menarik napas kuat-kuat lalu mengembuskannya secara perlahan. “Di mana saja dia melabeli gue?” gumam Kay, matanya kembali terbuka perlahan. Berulang kali Kay menghela napas, mata Kay menyusuri setiap inci tubuhnya. Mulutnya terus berdecak setiap kali melihat tanda-tanda laknat di sekujur tubuh, bahkan sampai ke paha dalamnya juga. Wajah Kay memerah, telinganya sudah mengepulkan asap panas. Emosi Kay sudah mendidi