Arka baru saja selesai mengurus semua biaya administrasi perawatan Aksa selama di rumah sakit. Ia kembali melangkahkan kakinya menuju ruang rawat Aksa, namun Arka tiba-tiba berhenti di depan pintu. Mengurungkan niatnya untuk masuk saat melihat seorang wanita berada di dalam, tengah berbicara dengan Aksa yang duduk di tepi ranjang. "Mama mohon Aksa, tolong bebaskan Nadira." Wanita paruh baya itu bersimpuh, memegangi tangan Aksa. "Nadira pantas menerimanya, Ma. Biarkan dia belajar dari pengalaman, agar Nadira bisa berubah jadi lebih baik," kata Aksa, tetap dengan pendiriannya. "Kamu tidak mau membantunya?" Tangis wanita yang tak lain mama Nadira pun mereda, ia mendongak melihat wajah Aksa yang menunduk menatapnya. Aksa menggeleng. "Maaf Ma, Aksa gak bisa. Itu di luar kekuasaan Aksa. Lagi