Benci dan cinta itu beda tipis, seolah tanpa sekat yang membatasi. Keduanya saling berkesinambungan dalam kehidupan asmara setiap mahluk di muka bumi. Sama halnya dengan yang Kayra rasakan saat ini, rasa bencinya pada Aksa setara dengan rasa cinta yang pernah ia berikan pada pria itu dulu. Namun meski Kayra begitu membenci Aksa, bukan berarti hal itu membuat dirinya mati rasa. Sebenci apa pun dirinya pada laki-laki yang telah menghancurkan perasaannya, tidak akan mampu membunuh hati nurani dan rasa kepeduliannya. Perasaan Kay yang selembut molto, mana tega melihat orang yang pernah ia cintai setengah mati berdarah-darah. Nyawanya di ujung tanduk dan semua itu karena menolong dirinya. Arsen masuk ke kamar, ia terdiam di ambang pintu saat melihat Kayra duduk termenung di tepi ranjang