Arsen yang sudah bersiap ingin mengumpat dan mencaci maki si pengganggu, terpaksa harus menelan semua makian dan kegondokannya ketika pintu aparteman terbuka. "Kam ... Arya? Laras?" Nyaris saja wibawanya jatuh, seandainya satu kalimat umpatan itu berhasil lolos. "Kok kalian ada di sini?" Arsen berdehem, mengusap tengkuknya. Matanya melirik Arya yang tengah berdiri di depannya. "Ada yang mau gue omongin, ngomongnya di dalem aja. Kita bukan orang minta sumbangan," sarkas Arya, persetan dengan sopan santun. Ia sudah gondok berdiri lama di depan pintu. Arya juga tak peduli dengan raut wajah Arsen yang seolah siap akan melahapnya, dengan percaya diri Arya malah nyelonong masuk begitu saja. Kampret! Kayanya Arsen emang harus menyiapkan aspal goreng yang sedang mendidih untuk mengguyur te