38 “Devan, aku lelah dengan semua ini,” lirih Eve, menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Eve menatap Devan dengan campuran perasaan marah dan terluka. Ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana terhadap sikap suaminya yang selalu berubah-ubah. Di satu sisi, Devan sering menunjukkan sisi lembutnya yang membuatnya merasa dicintai, tapi di sisi lain, ada sisi manipulatif yang membuat Eve merasa seperti dipermainkan. Devan tersenyum samar, mendekati Eve. “Sayang, jangan seperti itu. Kamu tahu, aku hanya ingin memastikan kita berdua bisa saling terbuka,” bisiknya, sambil mengelus pipi Eve dengan lembut. Eve menepis tangannya, mencoba menahan amarah yang kembali muncul. “Kamu tidak benar-benar peduli dengan keterbukaan, kan? Yang kamu mau hanya kendali.” Devan terdiam sesaat, namun ekspresin