“Di mana b******n itu?” Jennifer mendesis penuh amarah, matanya menyapu seluruh area yang bisa terjangkau oleh pandangan manusia. Wanita itu berdiri di atap sebuah gedung tiga puluh lantai, tubuhnya dibalut pakaian serba hitam yang membuatnya berbaur dengan kegelapan malam. Jennifer berdiri di sana selama beberapa saat, kemudian melompat ke atap-atap gedung lain, mencari sosok yang mungkin menjadi dalang di balik kematian ayahnya. Namun hingga langit bersemburat putih, Jennifer tak mendapatkan apapun. Ia akhirnya kembali ke markas. “Dari mana?” Igor menyambut sang istri dengan wajah mengeras. Ia jelas marah, bahkan mungkin marah sekali. Jennifer menghela nafas lelah dan masuk kamar, melewati Igor tanpa bicara. “Aku tanya, dari mana?!” Igor mencengkram pergelangan tangan Jennifer erat,