"Sore, Pak." Kiano melangkah masuk ruang kerja Haris dengan senyum licik menghiasi wajahnya. "Ada perlu apa kamu ke sini, Kiano?" tanya Haris duduk di balik meja besar berbahan kayu jati, pandangan pria itu tajam dan penuh penasaran. Kiano duduk tanpa dipersilakan. "Saya cuma ingin menyampaikan kabar penting, Pak. Ini tentang Carisa." Wajah Haris langsung menegang. "Carisa? Ada kabar apa tentang dia?" Kiano mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, nada suaranya dibuat senetral mungkin, tapi sarat dengan racun terselubung. "Saya baru saja beli mobil milik Carisa, Pak. Dia yang langsung menawarkan pada saya. Katanya, mobil itu harus dijual karena uang bulanan dari suaminya nggak cukup buat beli bahan bakar dan pajak tahunan. Bayangin, Pak." Haris langsung mengerutkan kening, rahangnya