Bab 44. Isi Hati Seorang Edgara

1185 Kata

Agung mengepalkan tangan. Rahangnya mengeras. "Bagus. Jebloskan dia ke penjara!" katanya tegas. "Tapi, Pak pelakunya itu adal—" "Nggak ada tapi-tapian!" potong Agung cepat, nada suaranya tegas dan dingin. "Pokoknya jebloskan orang yang sudah berani melukai anak kandungku ke penjara! Tidak ada ampun untuknya, bila perlu, beri hukuman mati!" "Baik, Pak," jawab suara di ujung telepon. "Sip! Tuntaskan pekerjaanmu!" Agung memutus sambungan telepon, lalu kembali ke meja makan, mencoba menetralkan ekspresinya. "Itu dari siapa, Pah?" tanya Renti sambil menatap suaminya. Agung tersenyum. "Biasa, Mah. Dari rekan bisnis." Renti hanya mengangguk tanpa curiga. Mereka melanjutkan makan malam, tapi tidak dengan Agung. Tatapan pria paruh baya itu tampak berkobar menembus piring di depannya, pikir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN