Pintu rumah terbuka perlahan. Suara hujan tipis masih terdengar di luar. Carisa masuk dengan tas jinjing di tangan. Senyumnya mengembang, siap menyambut suaminya dengan makanan enak masakan Bundanya. Namun, senyumnya langsung menghilang ketika melihat seorang perempuan duduk di sofa, tepat di sebelah Edgara. Perempuan itu seumuran Carisa, rambut sebahu dan tampak basah karena tadi terkena air hujan. Dia mengenakan sweater warna abu-abu dan celana jins biru tua. “Kamu, Carisa?” ujarnya pelan, dia refleks berdiri dengan mata membelalak. Carisa melangkah ke depan beberapa langkah, tangannya gemetar hingga nyaris menjatuhkan tas jinjing berisi makanannya. "Marina? Kok kamu ... kamu bisa ada di sini?” “Eh, kalian saling kenal? Wah, dunia kecil banget ya!” Edgara bangkit dari duduknya, berjal