"Sejak dulu kau tetap saja bodoh!" ujar pria itu sambil mendekap Zea erat-erat. Meski terkejut dengan reaksi Aaron yang tidak terduga, namun Zea sama sekali tidak marah. Ia bahkan merasakan kenyamaan saat berada dalam pelukanan Aaron. Bisikan Aaron, dekapan hangat pria itu, juga kecupan lembutnya membuat d**a Zea berdesir. Jantungnya berdegup kencang dengan sensasi yang menyenangkan, dan rasanya Zea tidak ingin kedekatan ini berakhir, meski ia masih mengira dirinya adalah Annette. Saat merasakan Zea diam saja dalam pelukannya, Aaron seketika salah tingkah. Ia baru sadar bahwa sikapnya mungkin membuat Zea tidak nyaman. Aaron harus berkali-kali mengingatkan dirinya bahwa Zea tidak memiliki ingatan apa-apa tentangnya. "Maaf," ujar Aaron menyesal lalu cepat-cepat mengurai pelukan mereka.