Hari ini batas akhir transfer untuk promo sepesial akhir tahun 150k dapat 19 pdf. Yang mau order saya tunggu sampai jam 9 malam ini ya. Lewat dari itu promo 19 pdf sudah di tutup dan harga kembali normal. Yuk gasken yang minat sama promonya. Karena promo besar-besaran ini tidak akan di buka lagi. Hanya dibuka satu kali saja.
Open order promo pdf spesial akhir tahun hanya tersedia sampai tgl 31 desember selebihnya promo ini di tutup dan tidak di buka lagi ya.
Ada yang berbeda untuk promo kali ini. Hanya bayar 150k readers sudah bisa dapat semua judul pdf Irie Asri termasuk pdf stay with me dan pembantuku istriku, total ada 19 pdf.
Yang berminat dengan promonya silahkan chat wa author 0856-2495-6939.
Pdf akan langsung dikirim ke wa atau email setelah p********n selesai. p********n bisa via bank mandiri & shopeepay.
List Pdf yang didapatkan. Isi pdf sudah full dengan extra part sama seperti ebook & cetak.
1. Tuan Bara 65k
2. Om Regan 60k
3. Forced Wedding 55k
4. Mencintaimu Tak Mudah 50k
5. Devil Beside Me 40k
6. Seduce For Love 60k
7. Paksaan ternikmat 40k
8. Pernikahan Bayangan 28k
9. Unwanted Love 50k
10. My Ugly Husband 45k
11. Eternal Mistake 50k
12. 40 Days with You 30k
13. Cinta Dalam Luka 50k
14. Last Love 50k
15. Me After You 30k
16. Aku Ataukah Dia 30k
17. Mencintaimu Sekali Lagi 40k
18. Stay With Me 50k
19. Pembantuku Istriku 55k
Paginya setelah Agam berangkat kerja. Jenar memilih untuk mempersiapkan apa yang sudah ia rencanakan semalam. Hari ini ulang tahun Agam. Seperti yang lelaki itu katakan. Ia menginginkan Jenar merayakan ulang tahun bersamanya. Karena itu Jenar ingin memberikan sesuatu yang terbaik untuk hari spesial lelaki itu.
Ia akan memberikan kue, meskipun bukan kue ulang tahun karena Jenar tak mengerti cara masaknya. Tetapi 6 kue donat yang dilumuri cokelat warna warni ini juga tidak buruk. Jenar tersenyum menatap hasil olahan tangannya.
"Semoga Tuan Agam menyukainya," gumam Jenar tak sabar.
Sedangkan pria paruh baya di belakang tubuh Jenar tengah memperhatikan dengan senyuman kecil. Tuan Handoko berjalan menuju Jenar dan mengagetkan wanita itu.
"Kamu menyiapkan ini untuk Agam?"
Berjengit kaget, Jenar langsung melirik ke arah belakang. Tuan Handoko terlihat menatap jahil padanya. Sedangkan Jenar hanya bisa menunduk malu karena itu.
"I-iya Kek."
"Sepertinya enak. Sayang aku tidak bisa ikut mencicipinya," kekeh Tuan Handoko. Jenar hanya ikut tersenyum menanggapi ucapan kakek mertuanya. Suara Tuan Handoko kembali terdengar. "Oh ya malam ini aku tidak akan pulang Jenar. Aku akan tinggal di desa untuk beberapa hari. Manfaatkan waktumu dengan baik bersama Agam. Kakek yakin kamu bisa membuat dia jatuh Cinta."
Setelah mengatakan itu Tuan Handoko langsung berlalu. Membuat Jenar terdiam di tempatnya. Memikirkan apa yang barusan Tuan Handoko ucapkan.
Bisakah wanita seperti dirinya berhasil membuat sosok sempurna seperti Agam jatuh Cinta padanya?
Rasanya itu tak mungkin terjadi.
***
Sorotan cahaya matahari terlihat bersinar, sosok itu terus menyeret kopernya dan melangkah dengan keanggunan di ujung tumit runcing high heels nya.
Mesya membuka kaca mata hitamnya. Dan memandang pemandangan langit Indonesia yang begitu cerah. Secerah hatinya yang kini begitu bahagia bisa bertemu dengan Agam kekasihnya.
Wanita cantik itu tersenyum. Meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Halo Adit?"
"Nona Mesya?"
"Apa Agam sedang bekerja?"
"Ya, dia masih saja bekerja. Padahal ini hari ulang tahunnya. Sepertinya bos sedang kecewa karena Nona tidak ada di sini."
Mesya terkekeh mendengar Adit mengatakan hal itu. Ya Mesya dan Adit sudah merencanakan hal ini. Mesya sengaja membungkam mulut Adit untuk tidak memberitahu pada Agam bahwa saat ini ia pulang ke Indonesia untuk bertemu dengannya.
"Baiklah tetap jaga dia. Dan jangan biarkan dia pergi kemana pun. Aku akan mengejutkannya di sana. Kau juga sudah menyiapkan semuanya kan?"
"Semuanya sudah siap dilaksanakan Nona."
"Bagus. Terima kasih Adit."
Panggilan itu berakhir dan Mesya kembali mengatur langkahnya. Menaiki mobil mewah menuju perusahaan Agam. Ia akan membuat lelaki itu terkejut akan kehadirannya.
***
Mobil angkutan umum ini rasanya semakin lambat saja. Apa karena Jenar sedang gugup sehingga pikirannya tak karuan seperti ini. Jenar kembali melirik kotak di dalam pangkuannya. Semoga Agam menyukai kue donat ini. Jenar membuatnya penuh dengan perasaan. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk suaminya.
Drett drett
Lalu getaran ponsel membuat Jenar terkejut dibuatnya. Jenar memperhatikan ponsel bututnya. Panggilan dari Agam. Jenar buru-buru mengangkat panggilan tersebut.
"Halo Tuan?"
"Baru sampai mana? Kenapa kamu malah naik angkot. Aku kan sudah bilang minta di antar supir saja."
Bukan menyapa balik. Agam malah menggerutu di sebrang sana. Seharusnya Jenar tadi tidak mengatakan pada Tuan Agam kalau saat ini ia tengah meniki angkot menuju perusahaannya. Beliau pasti sangat malu, istrinya menaiki angkutan umum. Seketika Jenar langsung menggeleng. Tuan Agam tak mungkin mempermasalahkan itu bukankah seluruh penghuni kantor tidak tahu Jenar adalah istrinya. Apa pun yang dilakukan Jenar tak akan berpengaruh karena ia bukanlah siapa-siapa di dalam hidup lelaki itu.
"Sebentar lagi saya sampai Tuan. Tadi supir nya lagi sibuk jadi tidak bisa mengantar saya."
Helaan napas Agam terdengar di sebrang sana.
"Baiklah. Kamu hati-hati. Jangan sampai terpeleset atau jatuh."
"Baik Tuan saya akan berhati-hati."
Kemudian hening. Jenar mengigit bibir bawahnya. Kenapa Tuan Agam terdiam? Ia hanya mendengar suara napasnya saja.
Sudah beberapa detik berlalu. Dan Jenar masih belum mendengar Agam kembali bersuara.
"Halo Tuan?"
"Em, kalau begitu aku tutup telponnya."
Tut tut tut
Mendapat respons dari Agam yang langsung mematikan panggilan membuat Jenar refleks mengerutkan keningnya.
Jantungnya kembali berdebar. Ya Tuhan. Kenapa setiap kali mendengar suaranya. Jenar selalu tak bisa mengendalikan detakan abnormal ini. Terus semakin kencang dan tak terkendali di dalam dadanya.
***
Agam menghempaskan ponselnya ke sembarang arah. Ia memijit pelipisnya yang berdenyut. Sialan! Kenapa ia jadi seperti ini. Niatnya menelpon Jenar bukan untuk memarahi wanita itu karena menaiki angkutan umum, Agam hanya beralasan saja karena ia merindukan suara Jenar.
Agam menghembuskan napasnya perlahan. Mencoba terlihat baik-baik saja. Tidak menjadi lelaki bodoh hanya karena seorang wanita.
Kemudian suara pintu ruangan nya tiba-tiba dibuka. Agam memperhatikan Adit yang terlihat masuk.
"Bos ada masalah besar."
"Maksudmu?"
"Ada yang tengah berdemo di lobby perusahaan soal gaji Bos. Sebaiknya bos harus turun tangan. Masanya tak terkendali."
Kening Agam mengerut. Demo soal gaji. Bukankah perusahaan mereka selama ini baik-baik saja.
"Kamu bercanda? Perusahaan kita selalu Bagus dalam hal apapun. Tidak pernah ada kejadian ini sebelumnya."
"Sebaiknya bos yang periksa sendiri."
Agam memutuskan untuk berdiri dari kursi kerjanya buru-buru melangkah turun menuju lantai bawah. Ia tak mengerti mengapa ada kejadian seperti ini. Namun ketika tubuhnya sampai dan lift khusus itu terbuka sempurna. Kedua mata Agam refleks di kejutkan dengan suara riuh karyawan.
Tatapan Agam dengan jelas membaca tulisan besar dari layar led besar di depannya.
Happy birthday Agam.
Lalu di susul suara terompet dan berbagai pernak-pernik pesta yang bertaburan. Agam terdiam. Dia masih bingung mencerna semua kejadian ini.
Agam melanjutkan langkahnya keluar dari pintu lift terhenti saat sosok yang sedang ditunggunya sedari tadi tengah berjalan ke arahnya. Agam tak bisa mengendalikan detak jantungnya yang semakin menggila.
Dia Jenar, tengah melangkah sambil menenteng kotak makanan itu dengan wajah menunduk.
Sekali lagi Jenar menghembuskan napasnya agar tidak gugup. Kenapa banyak sekali karyawan di sini. Apa di sini juga merayakan pesta ulang tahun untuk Agam.
Meskipun malu Jenar mencoba terus melangkah. Hingga tubuhnya sebentar lagi sampai dan tatapan mereka bertemu. Tanpa disangka dua orang karyawan yang tengah membawa kue ulang tahun berukuran besar tak sengaja menubruk tubuh Jenar sampai wanita itu terjatuh di lantai. Kotak makanan yang Jenar bawa terpental mengakibatkan donat-donat tersebut hancur berserakan.
Agam tersentak melihat itu. Ia ingin membantu Jenar namun pergerakannya tiba-tiba saja terhenti saat seorang wanita bertubuh langsing berlari ke arahnya dan menubruk tubuhnya dengan pelukan erat.
Tubuh Agam membatu saat suara lembut itu berbisik di telinganya.
"Happy birthday Sayang. Aku sangat merindukanmu."
Bersambung...