93 | Tamu Tak Diundang 🚫

1100 Kata

Ada yang tidak bisa Anin hindari, yakni terjangan cumbu dari suami. Bang Seril mode sang—eh, sorry—mode b*******h itu, sifatnya mutlak. Dia akan melakukan segala cara agar dahaganya terpenuhi. Anin mau-mau saja, sih. Suka malah. Tapi, kan, sekarang sedang mode balas dendam. Argh! Ini sejak kapan daster Anin meninggalkan tubuhnya? Membuat terpaan sejuk AC langsung membelai perut buncitnya, tanpa penghalang. Sementara, Anin masih kelimpungan menjauhkan wajah Bang Seril dari ceruk lehernya, daun telinganya, bibir, hingga d**a. Susah. Bang Seril kalau sedang begini, tenaganya pol-polan. "Mas—!" Lenguhan suara Anin yang niatnya ingin menghentikan malah laksana bensin yang dia siram ke kobaran api. Sekarang bukan cuma kepala Bang Seril yang berusaha Anin jauhkan dari tubuhnya, tetapi t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN