Extra Part 62: Berdamai dengan Rasa Sakit

2116 Kata

Di lapas, seorang pria yang tergerus waktu hingga kini terlihat semakin tua itu duduk diam dalam renungan. Tak pernah benar-benar ada kawan karena tindak kejahatan yang dimiliki. Iya, papa Anin terkucil. Meski begitu, bukan berarti tak ada satu pun yang menggubrisnya. Ada, tetapi bukan gubrisan yang ramah. Ada banyak sekali penyesalan dalam diri, alih-alih jadi dendam lagi. Sebetulnya, saat membuat keputusan untuk memutuskan ikatan ayah dan anak dengan Anin itu terasa berat. Ada perih yang menjalari hati, tetapi rasa benci dan marahnya kepada mendiang istri belum sirna. Mengompori bahwa tindakan dirinya sudah benar. Ibnu Bendikno, dia mengawang pada masa-masa Anin kecil. Saat anak itu lahir ... bayi merahnya .... Anin yang hadir karena tindak paksaan perempuan segila bunga desa di Su

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN