112 | Sengsara Dibayar Lunas

1117 Kata

"Masuk, Nin. Masuk." Sontak Anin bilang salam seraya memasuki kediaman Bang Iman. Anin kangen ibu. Tidak bisa ke kuburan karena sedang hamil, jadi Anin datang ke rumah lama. Bang Seril pasti sudah menyampaikannya lebih dulu kepada Bang Iman tentang tujuan Anin bertandang. Tidak banyak yang diubah dari rumah ini, Anin tiap kali melintas juga masih bisa merasakan kerinduan yang 'nyeredet hate' kalau kata orang Sundanya, sih. Menyayat di hati, sesak. Karena yang dirindukan sudah tidak ada di dunia. Namun, sekarang Anin senyum. Dia berdiri di ambang pintu ruangan. Dulu ini kamar ibu. Sekarang jadi ruang bermain anak. Tiba-tiba saja kangen. Mungkin karena kabar Sus Tika dan papa sudah dipenjara? Dua puluh lima tahun masa tahanan, dengan banyaknya kasus yang mereka lakukan. Mulai dari p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN