31 | Surat Pernyataan

1214 Kata

"Maksudnya apa yang Bang Seril omongin?" Jayyan menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi. Melihat bagaimana bentuk wajah setelah ditempeleng sang abang. "Kakak mau ceraiin aku?" Viska berdiri di sebelah suami. Jayyan cuci muka. "Kak Jayyan!" "Nggak." "Kalo gitu mana hape yang dipake buat ngontak Kak Anin!" Karena Viska tidak melihat jejak chat di ponsel Kak Jayyan yang biasa dirinya geledah. "Nggak ada, Vis. Itu Bang Seril ngarang—" "Kak!" Dan Viska menangis. Menutup wajah. Entah kenapa mulai terasa berat. Selain dirundung takut pada kelakuan Kak Jayyan di luar bila Viska tak ikut, lalu cemas barangkali Kak Jayyan cinlok di medsos—yang nge-DM cewek cantik semua lagi, hingga teman-teman dunia perseleban Kak Jayyan pun suka chatting. Jayyan menghela napas. Dia lalu membawa Vi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN