"Serius masih inget pas zaman kita masih pacaran dulu, Nin?" "Ya, serius. Orang aku udah gede gitu. Kalo lupa berarti aku amnesia." Seril diam saja. Makan. "Wah! Itu karena Abang jadi mantan terindah kamu, kali. Cieee~" "Mana ada, ya! Makan ati mulu, tuh, aku dulu." "Abisan kamu kecintaan banget, sih, sama Abang, Nin. Jadi cemburuan pol. Kamu sakit hati dibikin sendiri. Orang pacarmu sesetia itu, kok." Anin mengerling. Ya, setia. Tapi kalau pacaran sama cowok yang kelewat friendly sampai-sampai status pacar pun berasa tidak ada spesial-spesialnya karena kepada wanita mana pun Bang Zul memperlakukan serupa seperti kepada Anin, tetap saja bikin sakit hati, kan? Mana Anin posisinya habis kena problem papa selingkuh, lalu Anin pindah ke kota—auto LDR-an, jadi ... begitulah. "Tapi, ya, u