Seril menghela napas pelan. Pantas berat, pantas hangat, pastas ada desir-desir yang tampak sedang menyenangkan hasratnya. Di bawah sana kaki Anin nemplok, lalu ndusel-ndusel yang notabene nemploknya tepat di atas tugu kebangsaan Seril. You know what I mean? Mana kalau pagi tegangan di area itu sedang tinggi-tingginya pula. Kalian paham, kan? Posisi Seril yang tidur telentang, lalu bantal yang semula Anin tugaskan menjadi batas suci di antara mereka ini sudah pindah tempat ke tepi ranjang bagian Anin. Malah bikin sempit tempatnya sendiri, alhasil Anin meranjah ke tempat Seril. Dan Anin yang tidur tidak pakai bantal itu karena mengorbankan bantalnya sendiri buat jadi dinding pembatas, eh, malah tidak berguna, entah bagaimana ceritanya kini berbantal lengan Seril. Pantas juga agak kesemut