110 | Penjarahan

1001 Kata

Pagi-pagi sudah ribut suara bel ditekan. Baru saja Bang Seril berangkat. Ini siapa kiranya yang bertandang? Anin tidak langsung buka pintu. Dia mengintip dari jendela dulu sesuai arahan Bang Seril. Tiap kali Anin sendiri di rumah, akses masuknya dikunci. Cara Anin mengintip pun dari jendela kamar Citra. Untungnya kunci tak Citra bawa karena percaya kepada para penghuni di sini, biar bisa dibersihkan juga. Anin intip, pelan-pelan dibukanya sedikit gorden kelambu putih. Syukur kaca jendelanya bukan yang bisa dilihat transparan luar-dalam. Anin agak tersentak, matanya membeliak. Papa? Eh, ralat. Pak Ibnu? Lekas Anin menjauh dari jendela. Untuk apa pria paruh baya yang sudah membuangnya dengan sangat tega itu datang ke sini? Belnya kembali ditekan-tekan lagi. Lekas Anin beranjak meng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN