48 | Anin Berbeda

1511 Kata

Rasanya Anin tidak terbiasa dengan ini, setuhan Bang Seril beserta tatapan matanya. Di kontrak waktu itu memang berisi soal sorotan mata penuh cinta sebagaimana beliau memandang Mbak Prita, Anin pernah mendapatkannya. Namun, ini berbeda. Saat tatapan penuh cinta itu tertuju padanya dengan sangat sungguh, tanpa ada intrik apa pun di baliknya, Anin merasa terusik. Emh ... apa, ya? Bahkan sekadar rangkul di pinggang pun kini terasa 'aneh' bagi Anin, belum lagi kalau Bang Seril mepet-mepet memberi kecup. Masalahnya, ini sudah bukan berkamuflase lagi dan itu agak ... gimana gitu. Paham, kan? "Stop!" Ya, Anin menahan bibir Bang Seril yang sejak tadi menyosor padanya. Memang cuma nyosor di kepala, sih. Kecup-kecup biasa sebetulnya. Tapi, kan, tetap saja Anin terganggu. Dan kini malah telap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN